Hari : Senin
Tanggal
: 31 Juli 2017
Malang (28/07)--- Dalam rangka
mendorong implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), Deputi bidang
Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK terus melakukan koordinasi dengan
mitra-mitra kerjanya. Melalui Asdep Pendidikan Tinggi dan Pemanfaatan Iptek,
telah dilaksanakan rapat koordinasi (rakor) dengan Perguruan Tinggi Negeri
maupun Swasta yang berada di kota Malang dan sekitarnya pada Jumat lalu. Rakor
dimaksudkan sebagai media sosialisasi sekaligus berbagi pengalaman bagaimana
revolusi mental diterapkan di lingkup pendidikan tinggi. Revolusi mental
diharapkan dapat mencegah dan menangkal radikalisme, terorisme, narkoba, bullying,
tawuran maupun berbagai perbuatan pidana lain di lingkungan pendidikan tinggi.
Hadir sebagai Pembicara pada kegiatan ini yaitu Dirjen Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Ristekdikti, Intan Ahmad; Anggota Pokjanas GNRM,
Paulus Wirutomo; dan Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang, Sidik
Sunaryo.
Prof. Paulus dalam paparannya
mengulas tentang perlunya revolusi mental dilakukan di semua lini. Namun, upaya
serius justru harus dimulai dari aparatur pemerintahan. Bila setiap individu
sedari sekarang melakukan perubahan menjadi sosok yang berintegritas, beretos
kerja dan memiliki semangat untuk bergotong royong, Indonesia yang mandiri,
berdaulat dan sejahtera akan dapat diwujudkan. Saat ini sudah berkembang
sikap-sikap yang tidak lagi mengamalkan Pancasila. Radikalisme dan intoleransi
tumbuh dan mengarah pada disintegrasi bangsa. Korupsi masih terus berlanjut tanpa
ada tanda-tanda berkurang. Menurutnya, Perguruan Tinggi (PT) termasuk mahasiswa
seharusnya dapat menjadi teladan dalam implementasi revolusi mental. Revolusi
mental harus dipraktekkan dan bukan hanya sekedar diucapkan.
Sementara Prof. Intan menyampaikan bahwa
pendidikan tinggi berperan sangat penting dalam menyiapkan calon penerus
bangsa. Perguruan Tinggi (PT) menjadi peluang terakhir untuk membentuk karakter
manusia Indonesia, yang seharusnya lebih banyak dilakukan di jenjang pendidikan
sebelumnya. Kementerian Ristekdikti sudah melakukan beberapa implementasi
gerakan revolusi mental. Salah satunya adalah terobosan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tinggi dalam rangka meningkatkan peringkat PT Indonesia di
percaturan internasional. Secara bersamaan, inovasi juga didorong untuk
meningkat. Hal itu dilakukan karena pendidikan tinggi serta kapasitas inovasi
merupakan dua kelemahan daya saing global Indonesia.
Salah satu penyebabnya adalah jumlah
dosen yang masih kurang serta kualitas dosen yangyang belum maksimal. Secara
kuantitas, di Indonesia terdapat lebih dari 4.500 PT sementara RRT hanya punya
2.000-an PT. Dalam hal kualitas, masih sangat sedikit PT di Indonesia yang
masuk dalam daftar PT top dunia. Sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas
lulusan pendidikan tinggi adalah dengan menambahkan program General
Education di jenjang pendidikan tinggi. Program ini berisi pembelajaran
untuk meningkatkan kapasitas intelektual akademik dan non-akademik mahasiswa
yang mana sejalan dengan nilai-nilai revolusi mental. Lulusan PT didorong untuk
tidak hanya mengetahui bidang ilmunya semata agar mereka lebih berkontribusi
dalam mengatasi persoalan di masyarakat.
Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) telah lama menerapkan model pendidikan tinggi yang sejalan dengan nilai-nilai
dan semangat revolusi mental. Sejak didirikan, UMM sebagai perguruan tinggi
yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam mengedepankan pendidikan yang cerdas
imtaq dan cerdas iptek. UMM sendiri tidak hanya menerima mahasiswa yang
beragama Islam. Proses pembelajaran terus ditingkatkan termasuk dengan
menerapkan konsep "bina lingkungan" untuk menghasilkan lulusan yang
lebih dari sekedar biasa-biasa saja. Perkuliahan di UMM dilakukan di gedung
yang digunakan secara bersama oleh seluruh fakultas, sehingga terjadi interaksi
dan pertukaran wawasan di kalangan mahasiswa. Hal ini untuk menumbuhkan
semangat kebersamaan, toleransi dan saling menghormati. Pemberlakuan aturan
pergaulan yang ketat di dalam kampus dimaknai sebagai perwujudan gerakan
Indonesia tertib.
Rakor ini dihadiri oleh Ketua
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta se Indonesia wilayah JawaTimur, Rektor UMM,
Rektor dan Wakil Rektor dari: Universitas Gajayana, Rektor Universitas
Wisnuwardhana Malang, Rektor Universitas Kanjuruhan Malang, UIN Malang, IKIP Budi
Utomo, Universitas Merdeka, dan Poltekkes Malang. Selain pimpinan PT,rakor juga
dihadiri oleh pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa dan Dewan Perwakilan Mahasiswa
dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang ada di Malang dan
sekitarnya. (sumber: Kedep IV Kemenko PMK)